Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali mengejutkan publik dengan kebijakan perdagangannya. Kali ini, ia mengumumkan kenaikan tarif impor baja dan aluminium menjadi 50%, sebuah langkah yang memicu reaksi keras dari berbagai negara dan pelaku industri.
Trump menyampaikan pengumuman tersebut dalam sebuah pidato ekonomi di hadapan para pendukungnya. Ia mengklaim bahwa tarif baru ini bertujuan untuk melindungi industri logam dalam negeri dari persaingan tidak sehat, terutama dari China dan negara lain yang menurutnya menjual produk dengan harga dumping.
“Saya ingin Amerika kembali berdiri di atas kekuatan industrinya sendiri. Kita harus hentikan ketergantungan terhadap impor murah yang merusak pasar domestik,” tegas Trump. Ia menambahkan bahwa tarif yang lebih tinggi akan memicu pertumbuhan lapangan kerja dan menghidupkan kembali pabrik-pabrik yang sempat tutup medusa88.
Pemerintah negara lain langsung merespons kebijakan ini. Beberapa mitra dagang utama Amerika Serikat menyayangkan keputusan tersebut dan mempertimbangkan langkah balasan. Para pengusaha AS juga memberikan tanggapan beragam. Sebagian mendukung dengan harapan industri lokal akan bangkit, namun sebagian lain khawatir terhadap lonjakan biaya produksi dan potensi konflik dagang baru.
Ekonom menilai langkah ini sebagai bagian dari strategi Trump untuk memperkuat posisi menjelang pemilu. Ia tampak kembali mengusung slogan “America First” dengan fokus pada proteksionisme ekonomi.
Kenaikan tarif baja dan aluminium ini menunjukkan bahwa Trump tetap memegang pendekatan keras dalam isu perdagangan. Apakah kebijakan ini akan menguntungkan AS dalam jangka panjang atau justru memicu perang dagang baru, publik global kini menunggu hasilnya dengan waspada.